Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
== English Version ==
The foods of Common Baron Butterfly’s caterpillar are mango, cashew and Scurrula sp. leaves. The green color of body its advantage to camouflage. Green hairs on the body be dim and visible its have toxic for the predators. But not effect for many wasps. If we saw the caterpillars color, maybe we never guess if the color of butterfly is brown. The butterfly has green citrus probocis and brown eyes.
In Indonesia, the Common Baron Butterfly called Kupu-kupu Mangga or its mean Mango Butterfly. But I like to call them Kupu-kupu Batik Keraton. Why? Because, I think unification the colors on body and wing patterns like batik from Java palace (keraton). We called jarik or jarit – a slayer with batik motif that is coiled on waist. Before, the users were the king, queen, prince/princess, and other palace persons. But now, all people can use batik, just not palace family.
Kupu-kupu Batik Keraton have normally population because the hostplants are overabundance. All members of Euthalia species (Barons, Counts, Duchesses, Earls, and Marquesses) walked on the ground very elegant like the previous barons, also all members of genus Tanaecia and Dophla. I think the actor agree to play role flamboyant is Pierce Brosnan.
We’ll find them on everywhere there are mango and other hostplants, e.g. garden, backyard, edge forest, plantation, and other places.
They are very like visit to the urban areas, wastelands or abandoned farmlands and other places to imbibe mineralised in moisture, dung, carrion and spoiled fruits. For us, its abhorrent food, but for them that’s like a pudding or a delicious food. They ate abhorrent food with enjoy and ravenous.
Euthalia aconthea have restrict distributed in India and many Asian countries only. Many races are endemic species. Euthalia aconthea aconthea found in Java. Habitats in rainforest, gardens and orchards where the foodplants were grown.
Note:
To other information, please continue reading in Indonesian version
== Tentang Genus Euthalia ==
Euthalia artinya bunga/mekar (Yunani Kuno). Euthalia sp. termasuk dalam kelompok kupu-kupu berkaki sikat (familia Nymphaliadae). Di dunia internasional dikenal sebagai Kupu-kupu Baron. Mengidentifikasi kupu-kupu genus ini susahnya minta ampun. Banyak kemiripan dengan genus lain, sesama spesies, dan antar sub spesies. Puluhan blog sudah saya baca, membanding-bandingkan antara informasi satu dengan lainnya, gambar satu dengan lainnya ditambah gambar yang saya dapatkan. Namun tetap saja memusingkan. Alhamdulillah, semakin lama semakin juga saya mengerti tentang kupu-kupu ini, namun saya juga menyadari kalau kesalahan dalam ID nanti juga besar.
Genus Euthalia sendiri bersama genus Tanaecia (The Counts Butterflies) dan genus Dophla (The Dukes Butterflies), serta semua kupu-kupu yang memiliki nama Baron, Counts, Duchesses, Earls, dan Marquesses yang berpenampilan sangat mirip tersebut mempunyai kesamaan yakni sangat anggun bila berjalan pada permukaan tanah. Sayap mengembang lebar-lebar seakan-akan sedang mengangkat baju bawahnya atau selendang punggungnya. Anggun memang, seanggun (atau lebih tepatnya seflamboyan – bila disesuaikan dengan namanya) para baron atau tuan-tuan kaya dahulu, seperti Zorro atau bisa juga James Bond. Kalau saya boleh menganalogikan, Pierce Brosnanlah aktor yang cocok untuk peran-peran flamboyan.
Penyebarannya terbatas hanya meliputi sebagian wilayah Asia, yakni India, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Philipina, China Selatan dan Indonesia, yg meliputi pulau Sumatra, Kalimantan (Borneo), Jawa, Bali, Lombok, dan Sulawesi. Hebatnya ada blog bule yang menjual kepompong-kepompong dari kupu-kupu tropis Asia ini, harganya pun tak mureeehhhh …
Ulat dari genus dan juga genus Tanaecia serta genus Dophla memakan daun mangga (Mangifera indica) sebagai pilihan utama. Karena itu di Indonesia umum disebut dengan Kupu-kupu Mangga. Namun mereka juga mempunyai variasi daun lainnya sebagai makanannya. Secara umum, foodplants dari Euthalia sp. antara lain Anacardiaceae, Asteraceae, Cucurbitaceae, Dipterocarpaceae, Ebenaceae, Euphorbiaceae, Fagaceae, Loranthaceae, Melastomataceae, Moraceae, Rosaceae, dan Sapindaceae.
Kamuflase ulatnya memang sempurna. Warna hijau ditambah bulu-bulu yang banyak serta bercabang-cabang yang juga berwarna hijau muda membuatnya sulit untuk dilihat keberadaannya oleh para predatornya. Beberapa jenis juga memiliki noktah-noktah berbagai warna. Kita mungkin nggak nyangka kalau ulat hijau tersebut saat dewasanya menjelma menjadi kupu-kupu berwarna coklat.
== Tentang Euthalia aconthea ==
Di dunia internasional dikenal sebagai Common Baron. Meski dikenal sebagai The Baron Butterflies, namun saya lebih sreg menyebutnya dengan Kupu-kupu Batik Keraton. Apa alasannya?
Alasan kesatu, tidak hanya kupu-kupu dari genus Euthalia saja yang menjadikan daun mangga sebagai makanan primer, namun juga ulat-ulat dari Genus Tanaecia (The Counts Butterflies) dan Genus Dophla (The Dukes Butterflies). Jadi nama kupu-kupu Mangga belumlah pas.
Alasan kedua, selain daun mangga, kupu-kupu ini juga memakan daun
Anacardium occidentale (Jambu Monyet/Jambu Mente), dan Scurrula sp. (Loranthaceae/benalu). Lagi-lagi nama kupu-kupu Mangga saya rasa masih belum pas.
Alasan ketiga, ada keluhan dari salah satu kontributor fobi mengenai minimnya nama-nama Indonesia pada flora dan fauna yang ada di negara kita ini. Karena itu sudah beberapa kali saya pun mencoba menulis nama dalam bahasa Indonesia dalam beberapa pos yang telah lalu, meski menurut saya juga masih kurang pas. Namun paling tidak saya telah memulai.
Alasan keempat, corak dan warna pada kupu-kupu ini mengingatkan saya dengan batik dari keraton yang memiliki desain mewah dan kupu-kupu ini memiliki warna dan desain yang menakjubkan. Warna coklatnya serupa dengan warna-warna batik tradisional tempoe doeloe. Corak sayapnya juga seperti pola batik dengan desain yang mewah. Perpaduan tersebut laksana jarit (selendang yang dililitkan di pinggang) yang dipakai para raja, ratu, pangeran, putri dan keluarga kerajaan-kerajaan Jawa. Jadi saya pun memberanikan diri menyebut kupu-kupu ini dengan nama Kupu-kupu Batik Keraton.
Pola pada sayapnya sangat rapi dan beraturan. Sayap bagian dalam lebih kaya corak dan warna. Selain coklat gelap, ada coklat muda, coklat gradasi, semburat kehijauan, dan putih. Sungguh menurut saya kerapian pola tersebut seperti batik dengan desain yang mewah. Sayap luar warna coklatnya lebih terang dengan hiasan garis-garis zig-zag yang nampak jelas dan bersudut/berujung runcing yang terdiri dari tiga garis berbeda warna, mulai coklat kehitaman, coklat terang, dan krem (putih buram) sepanjang tepi sayap bawah (hindwings). Tidak persis pada tepinya sih, namun agak ke bawah. Juga ada corak putih serta hiasan dengan bentuk tak beraturan mirip lingkaran mata rantai. Tepi sayap berlekuk-lekuk landai/tumpul. Tubuh berwarna coklat gelap. Antenanya yang berwarna coklat tersebut ujungnya coklat terang. Probosisnya berwarna hijau citrun namun warna mata coklat atau kemungkinan abu-abu. Ciri ini menjadi pembeda dengan genus lainnya. Genus Tanaecia juga memiliki probosis hijau, namun bermata hijau atau kebiruan.
Stadium dewasanya selain mencari nektar pada bunga-bunga Acalypha siamensis juga suka menyesap cairan dari buah-buah busuk (baik yang masih di pohon maupun yang sudah jatuh), atau limbah cair buangan dari dapur yang menggenang dan telah menjadi lumpur. Tentu orang-orang yang lahir di desa atau yang lahir pada tahun 90-an masih bisa menjumpai seperti apa bentuk limbah buangan cair ini (peceren, Jawa).
Nama sinonimnya: Papilio aconthea, Aconthea primaria, Euthalia garuda, Euthalia primaria.
== Tentang Euthalia aconthea aconthea ==
Euthalia aconthea memiliki 30 subspecies (ada yang menulis 55 subspesies). Karena itu tingkat kekeliruan dalam mengidentifikasi sangat besar. Namun biasanya per ras mempunyai wilayah/daerah persebarannya seperti palawana yang ada di Pulau Palawana Philipina, aconthea (Jawa), acontius (Andaman Islands), apama (Thailand), garuda/Northern Baron (India), gurda (Semenanjung Malaya termasuk Singapura dan Batam, serta Sumatra plus Malaysia), meridionalis/ Dakhan Baron (India), vasanta (Sri Lanka). Selain itu, juga memiliki perbedaan corak dan warna meski sangat samar. Bahkan beberapa subspesies memiliki ciri yang sangat kuat sehingga relatif mudah dibedakan. Agar lebih memudahkan untuk identifikasi, saya pun mencoba untuk memberikan gambaran tanda-tanda atau ciri-ciri khusus dari Kupu-kupu Batik Keraton ini, sehingga shob dapat terbantu untuk membedakan antarsubspesies, spesies, dan genus.
Lingkaran biru: pita zig-zagnya bersudut tajam dan tidak terputus, terdiri dari beberapa lapis (garis). Lingkaran hijau: mata berwarna coklat atau kemungkinan abu-abu dengan probosis hijau. Lingkaran merah: antena coklat dengan ujung coklat terang atau coklat kemerahan. Lingkaran kuning: sebagai pembeda antar genus yakni spot yang berupa lingkaran gepeng tak sempurna (seperti mata rantai) dengan garis tampak jelas dan terkadang agak tebal yang lebarnya hanya hingga satu garis sayap saja. Bila digabung dengan spot yang berada pada sayap belakang bagian bawah akan nampak seperti dasi kupu-kupu. Pada bawahnya terdapat spot hitam sebagai pembeda. Subspesies lainnya ada yang berspot dan ada yang tidak. Pada genus Euthalia ada yang spotnya coklat, ada yang tidak memiliki, dan ada yang spotnya berupa rings (garis lingkaran saja).
Sayap upperside dibubuhi warna hijau pada beberapa tempat.
Bisa saja karena beberapa sebab misalnya karena sudah tua, sayap rusak, atau warna sudah hilang atau samar, tidak semuanya akan menunjukkan ciri-ciri dengan lengkap, namun satu atau lebih ciri akan tetap dapat dijadikan patokan. Bila perlu dapat ditambahkan pada tanda-tanda yang ada pada sayap bagian luar.
\\ Populasi //
Masih aman-aman saja. Selama hostplants masih dibudidayakan oleh manusia, selama itu pula keberadaan kupu-kupu ini beserta saudara-saudara dan sepupu-sepupunya akan terjamin. Apalagi saat menjadi kupu-kupu lebih suka menghisap cairan-cairan busuk pada buah, peceren, lumpur, air kencing, kotoran hewan, dan lain-lain. Jadi tidak begitu memakan nektar. Namun saya baca beberapa hasil penelitian terhadap keberadaan kupu-kupu di alam liar, populasi dari genus Euthalia menduduki rangking bawah.
\\ Nambah Berita yang Tidak Penting //
Selama saya jeprat-jepret kupu, baru Kupu-kupu Batik Keraton inilah satu-satunya kupu-kupu yang saya sentuh atau pegang. Kenapa bisa begitu? Ceritanya pagi itu, saya berniat hunting kupu-kupu dengan bersepeda. Di tengah perjalanan, saya melihat seekor kupu-kupu menggeletak di jalanan. Mengapa saya menggunakan kata menggeletak bukan hinggap atau bertengger? Ya karena saat saya melewati di depannya, dianya diam saja tak bergerak, padahal masih hidup. Sungguh benar-benar kuasa Allah bila dia tak terlindas kendaraan, padahal letaknya dari pinggir sekitar 30 cm. Jarak segitu sudah merupakan jalur sepeda atau sepeda motor bagi pengendara yang berhati-hati. Saya pun membalikkan sepeda dan memungut kupu-kupu tersebut. Rupanya dianya sedang sakit (atau sudah tua ya?) terbukti pada probosisnya yang berwarna hijau lemon tersebut mengeluarkan cairan yang juga berwarna hijau. Tanpa pikir panjang, kupu-kupu saya letakkan pada keranjang sepeda untuk dilepaskan kembali ke alam, menyerahkan nasibnya kepada Allah semata. Sebelum saya lepaskan, terlebih dahulu saya ambil gambar-gambarnya dari berbagai sudut seperti pada post ini.
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh