Colocasia gigantea DI PINGGIR KALI

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

BPG belum pinter-pinter bener nih bedain Alocasia dan Colocasia. Alocasia liar ya, yang biasanya hijau-hijau polos daunnya, bukan Alocasia yang sudah umum dijadikan tanaman hias.

So, saat BPG unggah di status Facebook, salah satu teman yang ahli pada tanama ini berikan komentar ID Colocasia gigantea, ya BPG ikutin jugalah pendapatnya. Kalau teman-teman ada yang kasih ralat, bolehlah ntar bisa diganti, insyaAllah.

Maaf ya, karena kesibukan urusin blog baru tentang anggrek, blog lama tentang tanaman dan alam ini terabaikan. Jadi, maaf pula kalau kali ini isinya receh-receh (ringan) dan tidak mendetail.

Tips Hunting Bunga Liar dan Resiko-resikonya

Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

TIPS HUNTING BUNGA LIAR

1. Kemana pun anda pergi bawa selalu: cutter/pisau tajam/cetok/sekop tangan, kantong plastik/kresek. Kalau nggak repot bawa juga kaleng/timba dan botol isi air. Timba lebih baik dibanding kresek atau plastik karena tumbuhan bisa terhindar dari himpitan, angin, dan sebagainya. Sedang guna air untuk menyiram tanah agar mudah diambil – khusus untuk tanah kering atau keras.
2. Rencanakan lokasi hunting apakah di pinggir-pinggir jalan, pematang sawah, ladang, kebun, tanah tak terurus, tanah lapang, tembok atau pagar ataukah kombinasi, kemudian lakukan hunting sesuai rencana.
3. Identifikasi bunga yang akan kita ambil mengenai perkembang-biakannya apakah melalui biji, daun, umbi, rhizoma/anakan ataukah batangnya. Meski tanaman yang kita temui mungkin ada yang meranggas, bila masih terdapat bijinya, ambil saja, siapa tahu bunganya benar-benar cantik. Apabila perlu dapat diambil tindakan pencongkelan atau pencabutan, usahakan ada sedikit tanah atau media yang menempel, usahakan juga akar tidak rusak terlalu banyak.
4. Usahakan mengambil tumbuhannya di sore hari, karena kondisi cuaca lebih bersahabat / tanaman tidak akan cepat kering. Namun saya jarang melakukannya karena berbagai alasan.
5. Ingat-ingatlah posisi tumbuhan tersebut, apakah tempatnya lembab/kering, intensitas cahaya mataharinya bagaimana (teduh, lebih banyak sinar matahari pagi ataukah sore hari, ataukah sunfull), dan lain-lain. Hal ini penting dilakukan apabila anda menginginkan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang akan kita domestikasi itu dapat optimal. Saat di rumah, usahakan keadaannya sama dengan di alam liarnya.
6. Letakkan dalam kaleng/timba agar tidak mudah rusak, kalau bisa perciki dengan air. Hindari kena angin atau sinar matahari selama perjalanan agar tak cepat layu. Dapat juga anda bungkus dengan koran basah.
7. Segera tanam di pot dan taruh di tempat yang teduh (jangan sampai kena sinar matahari). Jika diperkirakan sudah beradaptasi yang ditandai keadaannya yang sudah pulih, segar bugar atau minimal sudah satu minggu, pindahkan ke tempat sesuai habitatnya. Mayoritas keluarga Astereacea memerlukan sinar matahari yang banyak. Jika kebalik, tanaman akan berbunga sedikit bahkan tidak berbunga sama sekali, serta gampang diserang penyakit.
8. Bandingkan jenis bunga sama yang terletak pada lokasi lain, apakah di tempat tersebut tanamannya lebih bagus, lebih besar, dan lain-lain dibanding bunga sebelumnya. Walaupun tidak dapat dijadikan patokan 100%, namun dari sini anda dapat mengira-ngira atau membayangkan bagaimana cara anda merawat bunga liar tersebut di rumah.
9. Ulangi rute lokasi hunting anda seminggu sekali atau terserah anda, karena siapa tahu sebelumnya ada bunga yang terluput atau belum mekar.

DSC04952

RESIKO LELES / HUNTING GRATIS BUNGA LIAR

Segala sesuatu yang kita lakukan, semuanya pasti mengandung resikonya masing-masing, baik dalam prosentase kecil maupun besar, positif pun negatifnya. Yang jelas sisi positif dari leles adalah kita mendapatkan bunga yang cantik-cantik yang dapat kita tanam di halaman atau taman-taman kita. Namun resiko negatifnya juga banyak. Namun kayaknya resiko negatif ini tak akan kita rasakan, karena kita memang berniat menanggung segala resikonya kan …?. Apalagi kalau tanaman yang kita bawa tersebut memekarkan bunganya … wah … kita tak akan kapok-kapok berburu bunga lagi dengan … GRATIS atau LELES. Resiko apa yang akan kita dapatkan saat berburu bunga liar? Nih di antaranya …

  1. Resiko pertama dan paling banyak terjadi adalah GATAL. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Ada bagian tanaman tersebut beracun – mis: daun, batang, akar, dan sebagainya; atau karena ada hama / penyakit pada tanaman – mis: kutu, ulat, dan sebagainya; atau karena faktor lingkungan di sekitar bunga – mis: digigit nyamuk, air kotor, dan sebagainya

  2. Capek – weleh … weleh …

  3. Bertemu binatang-binatang berbisa atau liar, seperti ular, lebah dan tawon, kalajengking, katak yang bikin bergidik, dan sebagainya. Terkadang hewan-hewan tersebut membikin kita trauma dengan menggigit atau meng-entup.

  4. Disemprot orang. Ini sih kitanya yang keterlaluan karena hantam kromo saja. Bunga di ladang atau di kebun orang kita sasak saja tanpa kulonuwun atau permisi sebelumnya.

  5. Jatuh atau terpeleset

  6. Basah atau kotor

  7. Dan lain-lain yang sifatnya relatif.

DSC04324

GOOD HUNTING, BARAKALLAH!!!!

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

Gambar

HUNTING BUNGA LIAR YUK …

Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saya memang baru-baru ini saja menyenangi tanaman hias. So, masih semangat-semangatnya. Karena masih baru, pengetahuan saya tentang bunga pun masih minim. Walaupun dalam keseharian melihat bunga dimana-mana, namun perhatian yang lebih kepada bunga baru terjadi saat ayah dan ibu pindah rumah untuk menemani Mbah Putri yang sendirian. Semenjak pensiun, ayah mempunyai banyak waktu untuk berkebun. Bunga-bunga yang telah ada di rumah dan kebun kami dirawat dengan baik. Ayah memang tak pernah membeli bunga, namun beliau rela mencurahkan waktunya untuk bunga dan merawatnya di dalam pot. Maka, setelah ayah dan ibu pindah, tanaman yang ada pun menjadi tak terurus. Beberapa bulan setelah kepindahan, saya juga belum ada keinginan untuk merawat bunga-bunga tersebut. Suatu saat saya berpikir, kasihan juga bunga-bunga ini tak ada yang mengurus, walaupun sekedar menyiraminya. Lalu, saya pun mencoba menyiram bunga-bunga yang ada karena kasihan. Namun lama-lama tumbuhlah kecintaan dan kesenangan kepada bunga-bunga, apalagi juga ada niatan untuk menjadikan mereka sebagai salah pintu rizki yang telah digariskan oleh Yang Maha Pemberi Rizki. Jadilah saya pun berkutat dengan bunga-bunga. Karena pengetahuan akan bunga sangat minim, maka guru yang pertama kali saya dapatkan dimana lagi kalau tidak di Mbah Google.

Tatkala googling, beberapa postingan mempersembahkan tulisan tentang tumbuhan liar atau gulma atau rumpai atau ilalang atau si rumput liar atau weed atau wild plant. Subhanallah …, ternyata si ilalang-ilalang tersebut mempunyai bunga-bunga yang cantik. Meski sering melihat keberadaan mereka, saya dulu tak berpikir bahwa bunga-bunga rumput liar tersebut ternyata sangat mempesona. Namun sayangnya, banyak penulis blog tak bisa mengidentifikasinya. Saya pun jadi penasaran dibuatnya. Ternyata memang relatif sulit untuk mendapatkan informasi tentang tumbuh-tumbuhan liar ini. Sebenarnya, Mbah Google sudah menanam informasi tentang mereka, yang (sayangnya) info-info tersebut ditulis oleh orang-orang bule yang (sayangnya lagi) memang lebih getol dibanding kita dalam mengidentifikasi tumbuhan apapun di bumi ini, meski sekedar rumput liar/weed. Namun, untuk membuka data tersebut memang harus menggunakan pupuk (key word) yang tepat agar informasi tersebut bisa tumbuh subur. Beberapa pupuk saya coba, namun gagal memperoleh informasi yang lengkap tentang si ilalang-ilalang cantik ini. Hingga suatu saat saya mampir di blognya Saudara Prime Edges. Nah, di sinilah ada kata yang menarik perhatian saya, yakni gulma. Saya pikir, tidak ada salahnya menggunakan kata ini sebagai keyword. Alhamdulillah, benar saja, dengan keyword gulma banyak informasi yang tumbuh, meski tentu saja tidak 100%, namun setidaknya saya bisa mengetahui nama mereka untuk digunakan sebagai pupuk data. Kemudian saya merealisasikan kepenasaran saya akan si liar yang cantik-cantik ini dengan cara hunting di berbagai tempat. Bisa di tepi jalan, tepi sungai, sawah, pematang, atau tanah-tanah kosong. Hasilnya? Kebanyakan yang saya temukan bunga-bunga liar ini berwarna ungu. Warna lain sebenarnya ada juga, namun mungkin saja pada waktu hunting itu, bunga-bunga warna ungulah yang sedang mekar. Jadi, dimana pun saya menemukan mereka, saya ambil dan bawa ke rumah agar dapat diketahui kehidupan dan karakteristik mereka. Berburu bunga-bunga liar ini ternyata sangat mengasyikkan. Selain gratis – saya menyebutnya LELES –, kita juga akan akan mendapatkan pengalaman atau pengetahuan kala bersentuhan dengan mereka. Tentu saja, beberapa di antara bunga-bunga tersebut tidaklah mudah untuk dipindahkan (baca: diadaptasikan) karena minimnya pengetahuan saya tentangnya. Ada di antaranya yang menjadi kering kerontang, kemudian mati. Sebagian lagi hingga kini belum menampakkan bunganya, meski si tanaman dalam keadaan segar bugar. Namun, saya tak akan patah semangat terus berusaha mencari informasi tentang mereka, baik dengan menjelajah di dunia maya maupun bertanya pada orang-orang yang berhasil mengadaptasikan si bunga-bunga liar nan cantik ini.

ILALANG!   Kita mengenalnya sebagai tanaman pengganggu atau gulma yang dianggap menurunkan produktivitas tanaman budidaya. Mungkin karena kemanfaatannya yang belum banyak tereksplorasilah yang menjadi penyebabnya. Pengalaman dari salah seorang insinyur pertanian Malaysia yang telah bertugas di perkebunan selama 35 tahun tidak pernah dapat memberantas salah satu jenis gulma yang terdapat di negara jiran tersebut, yakni rumput Israel (Asystasia gigantica L). Bila diberantas tumbuh lagi dengan cepatnya. Si gulma yang sebenarnya cantik dan mempunyai banyak manfaat ini memang mempunyai perkembangbiakan secara generatif maupun vegetatif. Ya, memang itulah salah satu ciri dari tumbuhan liar, yakni cepat tumbuhnya dan tinggi tingkat adaptasinya. Mereka mampu bertahan hidup dalam kondisi dan cuaca yang tidak mendukung, seperti panas maupun dingin yang berkepanjangan. Memang, keberadaan tumbuhan liar ini masih dipandang sebelah mata, diremehkan, dan diabaikan. Padahal Allah menciptakan segala sesuatu itu pasti ada maksud dan hikmahnya, yang kebanyakan masih tersembunyi. Semuanya diperuntukkan bagi kemanfaatan manusia. Maka tugas kitalah untuk berusaha membongkar dan menemukan hikmah apa yang ada dalam penciptaan suatu makhluk, termasuk ilalang ini. Ilalang, seperti juga tumbuhan lainnya diciptakan Allah dengan segala cita rasaNya. Diciptakan dengan desain sedemikian rupa dan juga dengan segala cita rasa keindahan, karena Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Masing-masing mempunyai keindahan dan kecantikannya masing-masing, yang tentu saja sebenarnya tidak dapat kita banding-bandingkan satu sama lainnya. Namun kebanyakan nafsu kitalah yang berbicara, hingga kita berpendapat bahwa bunga yang paling cantik adalah bunga bakung, atau bunga anggrek, atau bunga-bunga lainnya yang sesuai dengan selera kita. Seringkali kita menganggap bahwa ilalang, dalam hal ini bunganya, tidaklah indah dan tidak membawa manfaat berupa fulus kepada kita. Padahal kalau mau sedikit saja mengamati dan memandang bunganya, subhanallah ternyata cantik sekali. Di tangan yang tepat, bunga-bunga ilalang tersebut dapat mewujud menjadi buket yang tak kalah cantiknya dibanding buket dari bunga-bunga mahal. Bahkan, bisa dibilang seluruh ilalang termasuk dalam kategori obat herbal, yang tentu saja membawa kebaikan bagi kesehatan kita. Bagi seorang pecinta bunga sejati yang berhasil menembus keindahan suatu bunga yang sebenarnya merupakan refleksi dari keindahan sang Maha Indah akan memandang bahwa semua bunga adalah indah dengan cita rasa masing-masing bunga yang unik. Saya sendiri pun belum bisa menggapai derajat yang seperti itu. Nafsu saya masih tergila-gila dan lebih menyukai bunga berwarna putih dan biru.

Salah satu kesamaan dari bunga-bunga liar atau ilalang atau wild flower atau weed adalah mereka termasuk tanaman ‘yang bandel’, tahan segala kondisi dan cuaca, cepat dan tinggi tingkat adaptasinya, mudah tumbuh, dan cepat berkembang biak. Kategori terakhir inilah yang menyebabkan mereka disebut-sebut sebagai tumbuhan pengganggu atau gulma atau benalu, karena merampas jatah hara dari tanaman-tanaman budidaya yang lebih bersifat ekonomis yang memang sengaja ditanam. Namun dari sifat kebandelan si ilalang ini, membuat mereka cocok dijadikan tanaman hias bagi orang-orang yang super sibuk tetapi tetap menyukai suasana asri nan cantik untuk tempat tinggal atau taman mereka. Dan pada bunga-bunga ilalang inilah jawabannya. Tidak memerlukan perawatan khusus. Disiram seminggu sekali pun jadilah. Bahkan kalau ditanam langsung di tanah dan bukan pot mereka bisa tahan berminggu-minggu tanpa disiram. Ilalang hanya memerlukan sedikit waktu saja dari banyak waktu yang kita punyai. Bunganya tidak kalah cantik dibanding bunga-bunga hias, meskipun mayoritas ukurannya memang lebih kecil. Namun yang patut menjadi perhatian kita apabila memilih tanaman ilalang adalah kita harus mampu mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan bunga-bunga liar yang memang super cepat. Namun pekerjaan memangkas perkembangan vegetatif maupun generatif dari si rumput liar ini toh juga tak membutuhkan waktu yang lama, bisa seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekalipun tidaklah mengapa. Saran saya kalau benar-benar tak mau repot, jangan pilih ilalang yang mempunyai biji banyak, ringan dan mudah tertiup angin, karena akan menyebar ke mana-mana bahkan ke tempat-tempat sulit yang berada di luar jangkauan kita. Kecuali, kalau memang berniat untuk membudidayakannya, itu lain soal. Bunga-bunga liar ini sangat cocok apabila dipelihara atau ditanam secara berkelompok, apakah dengan bentuk memanjang, bundar, kotak, atau bentuk-bentuk lainnya. Bunga-bunganya yang memang banyak meski kecil-kecil akan membuat sensasi bagi mata yang memandang. Dalam postingan ini saya hanya memuat sedikit informasi saja tentang mereka. Jika anda menginginkan informasi yang lebih lengkap, anda bisa mencarinya di Mbah Google. Anda bisa menggunakan keyword nama mereka, baik nama latinnya, Inggris maupun nama daerahnya.

Nah … jenis bunga apa saja yang akan kita dapatkan saat hunting? Wah … banyak sekali. Saat musim hujan seperti ini kita akan dapatkan bunga-bunga cantik dari jenis-jenis yang memang bertunas dan berbunga di musim penghujan. Inilah beberapa jenis yang saya dapatkan saat hunting gratis / leles.

UMBI-UMBIAN

Tumbuhan berumbi di alam biasanya di musim panas akan kering dan kemudian mati, namun tidak begitu dengan umbinya. Umbi-umbi ini masih hidup dan menempuh masa dormant untuk kemudian tumbuh dan bertunas kembali di musim hujan atau menunggu saat dan kondisi yang tepat. Beberapa contoh bunga liar berumbi yang kita dapatkan saat hunting di antaranya …

– Bakung Putih  –

Ada banyak jenis bakung putih, puluhan bahkan. Bagi saya mereka serupa semua karena perbedaannya sangatlah sedikit. Bakung Putih dapat dibedakan dari perbedaan yang bersangkut paut dengan daun, bunga, ukuran, atau aromanya. Bunga Bakung dapat kita temukan di tempat-tempat yang lembab seperti di hutan-hutan, pinggir sungai atau selokan/sungai kecil. Jika beruntung anda juga dapat menemukan bakung warna oranye atau bahkan amarylis.

bakung

JAHE-JAHEAN

Di musim penghujan, berjenis-jenis bunga dari keluarga jahe-jahean tumbuh dan kemudian berbunga. Bunganya memang khas bunga tropis. Karena keindahannya ini, si keluarga jahe dijadikan sebagai bunga sentra di lanskap-lanskap yang bertema tropis. Ada banyak jenis yang dapat kita temukan di tempat-tempat yang teduh maupun yang terkena matahari, asalkan tanah tempat tumbuhnya dalam kondisi lembab.

bunga2.jpg

Dari jenis jahe-jahean, ganyong dapat dengan mudah kita temukan di alam. Berbeda dengan anggota jahe-jahean lain yang digunakan untuk bumbu, umbi ganyong hanya dapat dimakan. Untuk kemanfaatan lainnya, saya tak tahu. Bunganya cantik berwarna cerah seperti merah, kuning, oranye, atau kombinasinya. Bunga ganyong sekarang sudah dapat kita dapatkan jenis-jenis hibridnya.

PAKU & PAKIS

Hujan mendatangkan kelembaban yang tinggi, cocok untuk hampir semua jenis paku dan pakis untuk tumbuh dan berkembangbiak. Banyak jenis yang akan kita dapatkan, saking banyaknya kita akan kebingungan mau ditaruh dimana bunga-bunga ini. Namun jangan khawatir, paku dan pakis dari jenis yang mempunyai akar berperekat dapat anda tempelkan di tembok dengan media sabut kelapa atau akar pakis. Sedang yang tumbuh di tanah dapat anda tempatkan di pot. Bila area memang terlalu kecil, pilih saja suplir-supliran yang tidak besar, atau jenis yang besar namun rutin diadakan pemotongan tangkai daun.

TALAS-TALASAN

Sebenarnya talas-talasan ada di semua musim, baik musim panas maupun penghujan. Namun, di musim penghujan talas-talasan lebih banyak tumbuh. Kalau bunganya sih kayaknya berbunga di musim panas ya … Dari keluarga talas yang saya dapatkan saat hunting yakni …

 

PISANG-PISANGAN

Banyak jenis pisang hias yang dibiarkan tumbuh liar atau dibuang di sekitar tempat tinggal kita. Ini salah satunya …

heliconia.jpg

 

BUNGA LIAR LAIN

Banyak di antara bunga-bunga liar yang cantik-cantik itu merupakan kesukaan kupu-kupu untuk membantu penyerbukannya. Shob dapat mendomestikasi (memindahkan ke rumah) beberapa jenis. Jenis-jenis bunga liar yang disukai kupu-kupu ada di artikel-artikel blog ini. Check it, please.

 

Sebenarnya banyak sekali jenis bunga yang bisa anda dapatkan saat hunting, tergantung seberapa luas wilayah huntingnya. Beberapa lokasi hunting antara lain: sungai, hutan, sawah, kebun, ladang, selokan, tembok atau area-area yang lembab, dan yang paling mudah kita dapatkan adalah tempat sampah dari Dinas Kebersihan Kota, atau tempat-tempat wisata, atau taman-taman yang memang khusus menanam bunga. Karena hampir dipastikan secara berkala bunga-bunga di tempat-tempat ini akan dirapikan, maka batang atau biji dari bunga-bunga itu dapat anda peroleh dengan gratis.

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh