Anthurium gracile, Mudah Tumbuh di Indonesia

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagian-bagian plant tumbuhan epifit yang ada di kebun BPG ini ukuran daun, tangkai, bunga, batang, dan lain-lainnya tidak mencapai idealnya. BPG justru senang karena semakin mini/mutasi, harganya bisa lebih mahal hehehe. Apalagi pertumbuhannya juga super lambat. Keluar daun baru sangatlah lama. Jadi memang cocok untuk penggemar tanaman-tanaman mini.

Sekedar contoh, infonya panjang bunga mencapai 10 cm, tetapi di kebun BGP ukurannya belum pernah sepanjang itu. Rata-rata hanya 5 cm saja. Bunganya juga hanya beberapa, tak lebih dari 10 buah. Bagian-bagian plant yang lain juga sangat jauh besarannya dari ukuran standarnya. Hmm BPG malah bersyukur alhamdulillah.

Sinonim:

  • Anthurium acuminatum
  • Anthurium belangeri
  • Anthurium gracile subsp. belangeri
  • Anthurium gracile var. poiteanum
  • Anthurium inconditum
  • Anthurium longipes
  • Anthurium macilentum
  • Anthurium poiteanum
  • Anthurium poiteauanum
  • Anthurium rudgeanum
  • Anthurium scolopendrinum
  • Anthurium scolopendrinum var. belangeri
  • Anthurium scolopendrinum var. contractum
  • Anthurium scolopendrinum var. poiteanum
  • Pothos gracilis
  • Pothos scolopendrinus
  • Pothos scolopendrioides

Distribusi: Guyana, Panama, Guatemala, Belize, Brazil bagian Selatan, Peru, Trinidad, Hispanola, Costa Rica, Honduras, Nicaragua

Elevasi: 5 – 1600 m dpl

= Bunga dan Buah =

Seperti member familia Aroid/Araceae lainnya, bunganya yang majemuk tersusun dalam wadah bunga/cluster berbentuk mirip gada. Bunganya menyerbuk sendiri (self pollinating). Bentuknya sih unik ya, seperti garis-garis. Hmmm gimana ya deskripsinya. Ya sudah kita lihat fotonya saja.

Nah ini dia tampilan bunganya.

Bila berhasil terpolinasi, seperti ini nih tampang buahnya dengan bentuk globose berries.

Dari warna buah merah berkilau inilah didapat nama bekennya, Red Pearls Anthurium. Diameter sekitar 5 mm dan tidak semua bunga menjadi buah.

Nah, bijinya itu terselimut pada kulit buah yang berwarna merah itu. Selama BPG biarkan saja karena tidak tahu bagaimana cara nyemainya. Tetapi kemarin sudah nyoba kan ya menyemainya. Ternyata perlakuannya sedikit rumit ya gaes. InsyaAllah akan diposting berikutnya.

O ya, saat melihat infonya, logo parfumnya kok nyala ya? Tetapi yang BPG ingat tidak ada aroma sama sekali pada bunganya.
Hmm harus tes lagi nih untuk bunga berikutnya.

Perbanyakan: rizome, biji, dan akar. Hah, akar? Kok bisa? Ya bisalah hehehe. Kalau penasaran insyaAllah the next post yaa…

= Area Tumbuh =

Peletakan area hidupnya berpengaruh pada pertumbuhannya. Idealnya pada semi hingga full naungan, serta lembab. Hmm makanya yang BPG letakkan di area yang terkena sinar matahari beberapa jam (pagi hingga siang) penampilannya tidak begitu bagus.

Sering dijumpai bersimbiosis dengan semut. Namun rasanya kalau sudah pindah ke kebun kita, prosentase simbiosisnya kecil.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Heliotropium indicum

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Masih banyak dijumpai di habitat liar, bahkan cenderung menjadi gulma. Tahan tumbuh pada lahan yang kekeringan dan juga sinar matahari yang menyengat. Tak heran kalau termasuk tanaman liar yang dibenci para pembudidaya/pekebun.

Bunganya memang cantik meski mungil-mungil. Berwarna putih kebiruan atau keunguan tergantung refleksi cahaya yang kita terima. Yang unik, bunga-bunga mungil tersebut tersusun berderet-deret pada wadah bunga yang membentuk semacam belalai. Terkadang gabungan dua wadah ini seperti tanduk kambing.

Berada pada familia Boraginaceae yang memiliki ciri khas berambut pada hampir semua bagian tumbuhan.

SINONIM

  • Eliopia riparia
  • Eliopia serrata
  • Heliophytum indicum
  • Heliotropium cordifolium
  • Heliotropium foetidum
  • Heliotropium horminifolium
  • Heliotropium parviflorum
  • Tiaridium indicum

 NAMA INTERNASIONAL

  • Devil Weed
  • Scorpion Weed
  • Indian heliotrope
  • Indian Turnsole

NAMA DI INDONESIA

  • Bandotan Lombok
  • Buntut Tikus
  • Cocok Bero
  • Djingir Ajam
  • Ekor Anjing
  • Gadjahan / Gajahan
  • Langun
  • Mostor In Talun
  • Sangketan
  • Tlale Gajah
  • Tulale Gajah
  • Tusok Konde
  • Uler-Uleran

HABITATIO/MORFOLOGI

  • Batang tegak
  • Bercabang-cabang
  • Semusim/annual hingga tahunan/perennial
  • Tinggi bisa mencapai 1,5 meter – umumnya 20 – 80 cm

HABITAT

  • Area persawahan
  • Area terbuka (terpapar sinar matahari)
  • Kebun (perkebunan)
  • Lahan terlantar atau tanah kosong yang tidak terawat
  • Pinggir jalan
  • Semak belukar

NATIVE

Mengundang polemik. Ada yang menyatakan berasal dari India, namun ahli lain beranggapan asli Amerika Selatan, seperti Argentina, Paraguay, Brazil, Bolivia, Peru.

DISTRIBUSI

Hampir tersebar ke seluruh dunia, utamanya daerah-daerah tropis.

OBAT HERBAL/TRADISIONAL

  • Analgesic – penghilang rasa sakit
  • Bermacam-macam penyakit kulit: frambusia, urtikaria, kudis, bisul, eksim dan impetigo
  • Detoksi (mengeluarkan racun)
  • Diabetes
  • Diare
  • Diuretic – peluruh air kencing
  • Ease rheumatic pain – meredakan sakit rematik
  • Mata merah/mata berair
  • Melancarkan buang air kecil
  • Penyakit kelamin
  • Sariawan
  • Tumbukan/pasta daun untuk mengobati luka-luka, bisul kulit dan furunkel (radang kulit) – Philipina

TOXICITY/ KANDUNGAN KIMIAWI

  • Acetyl-indicine
  • Heliotrine
  • Indicine-n-oxide
  • Indicinine heleurine
  • Lindelofidine
  • Pyrrolizidine alkaloids indicine
  • Supinidine
  • Supinine
  • Tumorigenic pyrrolizidine alkaloids

Mengkonsumsi secara rutin bisa berakibat tidak baik untuk fungsi hati, karena itu sebaiknya dikonsumsi dengan dosis rendah.

PENGENDALI ALAMIAH

  • Cercospora heliotropiicola: pathogen pada daun
  • Oidium heliotropiicola: pathogen pada daun
  • Podosphaera xanthii: pathogen
  • Utethesia pulchella: memakan daun, buah, tempat biji, titik tumbuh, tangkai bunga + bunganya, batang

Sedangkan pengendalian dari unsur manusia yang ramah lingkungan adalah dengan cara manual atau dicabut.

INFORMASI LAIN-LAIN

  • Meski termasuk edible (daunnya), namun sangat jarang yang mengkonsumsinya. Justru terkenal sebagai tanaman herbal/tradisional.
  • Polinator: serangga
  • Perbanyakan: biji dan stek
  • Rajin berbunga dan tak kenal musim.
  • EPPO code: HEOIN (Heliotropium indicum)
  • Bermanfaat juga sebagai bahan pestisida, serta beracun bagi mamalia
  • Kemiripan spesies: Croton hirtus, Tumbuhan Liar Berbulu dan Berbunga Putih

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dendrobium bandii, Species Baru dan Endemik Sumatra Utara

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, Indonesia punya spesies baru!

Anggrek dari genus Dendrobium yang baru saja diidentifikasi dan disebarluaskan ke dunia melalui Die Orchidee, jurnal anggrek dari Belanda.

Origin North Sumatra termasuk Aceh, dimana specimen ini ditemukan pertama kali. Benar-benar anggrek endemik.

Sebagai penghormatan terhadap orang yang pertama kali menemukannya, maka dipakailah namanya sebagai nama anggrek, Dendrobium bandii.

Jadi, artikel serta gambar-gambar yang ada dalam postingan kali ini juga atas seizinnya, sang pemilik nama akun Subandi Fb.

Rasa-rasanya BPG tidak bisa mengulas lebih jauh lagi, karena memang belum mengenal tentang anggrek ini.

Tetap berharap di antara salah satu dari puluhan anggrek yang dikirim sebagai hadiah ada Dendrobium ini. Semogaa!!!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Chlorophytum laxum ‘Bichetii’

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nama botani: Chlorophytum laxum  ‘Bichetii’

Sinonim:

  • Anthericum parviflorum
  • Chlorophytum bichetii
  • Chlorophytum parviflorum
  • Phalangium parviflorum
  • Phalangium laxum

Nama internasional:

  • Bichetii Grass
  • False Lily Turf
  • Wheat Plant
  • Siam Lily
  • St Bernard Lily
  • Loose Leaf Chlorophytum
  • Variegated Spider Plant
  • Dwarf Spider Plant

Family: Asparagaceae

Asal: South Africa

Sebaran: Africa tropis, India, Sri Lanka, China, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Northern Australia.

Sering keliru disebut: Dwarf Spider Plant, Variegated Spider Plant

Tipe tanaman: herba perennial (tahunan) dan evergreen (bukan nobile/menggugurkan daun)

Sekilas memang serupa sangat dengan Spider Plant (di Indonesia dikenal dengan sebutan Lily Paris) atau Chlorophytum comosum. Perbedaan selain corak daun, tunas anakan, dan warna benang sari.


Sangat mudah merimbun tanpa perawatan yang berarti. Perbanyakan dengan memisahkan rumpunnya atau bisa juga memotong/memisahkan umbi-umbinya.
Bila kebutuhan sinar matahari tercukupi, akan gampang sekali berbunga.

Bisa indoor atau outdoor, sama-sama tampil cantik. Bila diletakkan secara indoor, daunnya lebih panjang, tetapi lis putih daunnya tidak tampil kuat. Berbeda dengan outdoor dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Tidak cocok ditanam langsung di tanah karena daun-daunnya yang cantik akan kotor. Apalagi daun yang menjuntai dan menyentuh tanah dalam jangka waktu yang lama akan cepat membusuk, sehingga penampilannya tidak lagi menarik. Penyiraman dilakukan 1,5 hari sekali. Kecuali pada saat panas menyengat, penyiraman diseringkan menjadi sehari sekali, terkadang pagi atau juga sore tergantung mood si penyiram (BPG).

Ada yang mengatakan tanaman ini sebagai penghias akuarium. Hmmm patut dicoba, insya Allah.

Perbanyakan: memisahkan umbi-umbinya dan menanamnya pada wadah tersendiri.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Border Line Style, Klasik dan Everlasting

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gaya ini tak pernah mati, apalagi di pedesaan. Single atau paralel (membelah halaman menuju rumah) sangat umum dijumpai di sana. Apalagi pilihan border line plantnya juga sangat luas dan begitu variatif. Mulai yang berukuran kecil hingga medium (perdu). Krokot, Sansevieria, Sri Rejeki, Paku-pakuan, Bakung-bakungan, Sinyo Nakal/Penitian, hingga Beluntas, Hanjuang, Daun Sugi, atau Pandan. Semuanya bisa tampil seragam dan kompak, baik yang memiliki bunga (tanaman hias bunga) atau tanaman hias daun (foliage plant). Memandangnya saja sudah senang, apalagi kalau tanaman hias bunganya berbunga serempak. Wow pastinya.

Gaya ini memang begitu mudah diaplikasikan. Dimana pun tempatnya, cocok-cocok saja. Di bawah tembok, atap, membelah halaman, atau bahkan di pinggir jalan, bisa tampil ciamik. Walaupun belum berbunga atau hanya foliage plant saja.

Kelemahannya mungkin hanya satu, harus sering memangkas atau merapikan tanamannya agar tampil kompak dan indah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Orthosiphon aristatus, si Kumis Kucing Peluruh Batu Ginjal

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Meski sudah lama tahu mengenai tanaman herbal yang satu ini, tetapi baru kali ini BPG benar-benar bisa mengamati secara langsung. Beberapa bulan lalu ada tetangga yang memberi bibit berupa stekan atau cutting. Dari beberapa pilihan plant, BPG pilih 2 plant. Satu plant bagian atas dan satunya lagi bagian bawah. Dan yang tumbuh bagus adalah yang bagian atas. Mungkin karena media yang sudah ada tanahnya cocok sehingga tumbuh subur. Dan kini berbunga.

Cantik ternyata. Dan yang lebih menggembirakan warna kepala sarinya adalah biru. Wow, subhanallah.

Berikut informasi tentang Kumis Kucing, si tanaman herbal yang termasyhur sebagai peluruh batu ginjal.

Nama saintis: Orthosiphon aristatus synonim Orthosiphon stamineus

Nama internasional: Java Tea, Cat’s Whiskers, Kidney Tea Plants

Ordo: Lamiales

Family: Lamiaceae

Genus: Orthosiphon

Nama di Indonesia: Kumis Kucing, Giri-Giri Marah, Remujung, Songot Koceng, Se-Salaseyan

Asal: Afrika Tropis

Sebaran: China, Taiwan, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, Philipines, Brunei Darussalam, dan beberapa wilayah tropis Australia.

Morfologi: Terna atau semak, tegak, tinggi mencapai 2 meter. 

Daun tipis, pinggir beringgit

Kandungan Senyawa Kimia:

  • Diterpen (ortosifoi, staminol) 
  • Flavonoid (sinensetin, eupatorin, metilluteolin) 
  • Asam rosmarinat 
  • Asam kafeat 
  • Asam oleaniat 
  • Asam ursolat 
  • Asam betulinat 
  • Kalium
  • Glikosida
  • Orthosiponon yang bagus untuk menurunkan kadar asam urat
  • Fosfat
  • Oksalat

Manfaat: 

  • Albuminuria atau gangguan ginjal
  • Anti bakteri
  • Anti jamur
  • Antiinflamasi atau memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan 
  • Diuretik, mengurangi penumpukan cairan tubuh melalui urine. Efek yang bisa lebih besar akan didapatkan jika kumis kucing dikombinasi dengan meniran. 
  • Encok 
  • Kencing manis
  • Masuk angin
  • Membantu masalah pernapasan, seperti asma dan batuk
  • Membantu proses detoksifikasi
  • Mengobati rematik
  • Menurunkan berat badan
  • Menurunkan kolesterol 
  • Menurunkan tekanan darah tinggi. Efektivitas manfaat antihipertensi akan lebih besar jika kumis kucing dikombinasikan dengan seledri dan daun salam
  • Peluruh batu ginjal
  • Penyakit syphilis
  • Radang ginjal
  • Sembelit

Kultivasi: Merawat Kumis Kucing sangatlah mudah. Tetapi kalau menginginkan tumbuh subur pakai tanah gembur, tidak lupa dipupuk organik seperti cacahan dedaunan kering atau pupuk lainnya yang ada. Usahakan terkena sinar matahari langsung supaya manfaat herbalnya dapat optimal.

Hama dan Penyakit: Karena masih baru datang, BPG belum pernah menjumpai hama dan penyakit. Tetapi berdasar informasi hama biasanya adalah kutu daun dan ulat. Sedangkan penyakit yang umum menyerang adalah Jamur Upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor).

Gulma: agar meminimalisir persaingan, tumbuhan pengganggu seperti rumput-rumputan, paku-pakuan atau lainnya dapat kita singkirkan.

Catatan: Ada teman yang mengatakan jikalau ada masalah dengan kucing kesayangan kita, seperti kembung, pilek atau lainnya dapat menggunakan tanaman Kumis Kucing. Tetapi saat BPG searching di internet belum menemukan satupun informasinya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gomphrena globosa, si Bunga Ratna Ungu yang Sulit Dipotret

Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Di Jawa dikenal sebagai Kembang Udel-udelan. Nama Indonesia resminya adalah Bunga Knop. Nama-nama lainnya lumayan banyak, seperti Bunga Kancing, Bunga Tiga Bulan, Kembang Rakbol, Bunga Ratna, Bunga Ta Malate, Bungo Bandaharo, Rondang Sebulan, Bunga Butang, Kembang Puter, Ratnapakaja, Adas-Adasan, Gundul, Talimantulu, dan lain-lain. Itulah Gomphrena globosa dari familia Amaranthaceae yang di dunia internasional dikenal sebagai Globe Amaranth, berasal dari Amerika Tengah, mulai Guatemala hingga Panama.

Rata-rata yang beredar di Indonesia berwarna ungu kemerahan. Warna seperti itu sangat sulit untuk dipotret dengan bagus. Beberapa kali BPG memotret hasilnya tidak ada yang bagus. Berkali-kali juga search di internet, belum menemukan foto yang super dari si Bunga Ratna ini.

Sangat mudah tumbuh dan berkembang biak. Bunga yang seperti kancing bulat itu sebenarnya merupakan kumpulan dari banyak bunga yang kecil-kecil. Bunga seperti ini disebut bunga majemuk atau bunga banyak. Bunga tunggalnya tersembunyi pada daun pelindung yang berwarna ungu atau merah tua keunguan. Sangat mudah terpolinasi dan prosentase menjadi buah/bijinya sangat besar. Bunga majemuk akan mengering setelah mencapai 3 bulan kemudian, sehingga cocok sekali digunakan sebagai bunga potong karena memiliki masa mekar yang lama.

Habitus terna atau herba (batangnya tidak berkayu), semak (tinggi 60-an cm), tahunan, berbunga sepanjang musim, dan membutuhkan sinar matahari  langsung.


Batang hijau kemerahan terutama pada ruas percabangannya, berambut, tinggi bisa mencapai 60 cm, perennial (tahunan), hijau dan ada yang kemerahan, serta bercabang monopodial.

Daun tunggal, bentuk bulat telur sungsang atau elips memanjang, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas dan bawah berambut, gagang daun pendek, letak daun  berhadapan dan bersilang. Daunnya ada yang mengatakan edible, bisa dimakan.

Manfaat herbal untuk penyakit: batuk, menghilangkan sesak (antiasthmatic), radang mata, buang air kecil tidak lancar, panas pada anak atau karena gangguan liver, disentri, bronkitis kronis, radang saluran nafas akut dan menahun (acute and chronic bronchitis), batuk rejan (pertusis), sakit kepala, mimpi buruk (night screaming), luka luar atau koreng (herba segar dilumatkan setelah dicuci bersih, tempelkan atau herba tersebut direbus, airnya untuk mencuci luka atau koreng). Kandungan kimiawinya berupa Gomphrenin I, II, III, V, VI, dan Amaranthin, juga minyak atsiri, flavon, dan saponin.

Telah beredar varian hibridnya dengan warna-warna mono atau bicolor, seperti pink, ungu, putih, lila, merah tua (carmine), agak merah (rose), dan merah.

Sangat cantik sebagai ornamen taman, tanaman pagar, kontainer, pot, dan lain-lain, menyemarakkan taman dengan bunga-bunga lainnya yang juga berpenampilan cerah, seperti Lantana, Kenikir, Salvia, dan lain-lain.

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hadiah Give Away Anggrek Berbunga, Alhamdulillah

Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sejak gabung dengan grup-grup anggrek, BPG termasuk rajin ikutan kuis-kuis Give Away. Asal tahu kuisnya, insya Allah pasti ikutan, g peduli hadiahnya apa. Yang penting anggrek. Alhamdulillah beberapa di antaranya beruntung bisa gol, termasuk salah satunya, Dendrobium King Dragon ‘Alba’ Mini.

Awalnya sempat bingung juga karena ternyata setelah berbunga warnanya hijau sangat lembut atau kehijau-hijauan. Petal sedikit dihiasi warna hijau. Warna lidah yang biasanya dijadikan penamaan anggrek, juga kehijau-hijauan. Tidak ada warna putihnya. Ataukah BPG terlalu dini untuk memfoto anggreknya?

Tapi yah gpp. Apapun namanya tetap disyukuri karena selain belum punya, bunganya juga cantik. Elegan meski polosan. Warna kaleman juga.

Mini pada namanya mengacu pada ukuran plant yang lebih kecil dibanding seri King Dragon lainnya. Bunganya juga lebih kecil, tetapi pas atau proporsional dengan ukuran plant.

Yuks kita nikmati foto-foto bunganya.

Oh, ya, ini sudah berusaha untuk memfoto secaem-caemnya, tetapi yah karena hpnya susah fokus, ya seadanya saja ya suguhannya xixixi.

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Eria javanica, Blooming Again

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, Eria javanica atau yang lebih dikenal sebagai Anggrek Kancil, berbunga kembali.

Sebenarnya anggrek ini rajin berbunga. Namun sudah beberapa kali knopnya gagal mekar, mengering. Mungkin karena perubahan suhu dan cuaca yang ekstrim. Dan kini saat mendekati akhir musim penghujan, blooming again.

Awalnya pot mendapat sinar matahari pagi yang banyak. Karena beberapa sebab, BPG pun menggesernya agak menjauh sedikit, eh justru mekar sempurna. Mungkin memang tipe yang tidak suka simat langsung, apalagi di daerah panas/dtr.

Oh ya, info lengkap anggrek ini sudah BPG upload tahun-tahun lalu.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Efek Lockdown, Back to Nature Memotret Kupu-kupu

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ya, salah satu efek lockdown BPG akhirnya bisa kembali memotret kupu-kupu.

Lho, apa pasal?

Ya, karena Hp kami hanya satu, dipakai bundanya anakku kerja. So, selama liburan ‘terpaksa’ ini, BPG bisa memakainya barang 1 jam.

Hasilnya tidak ada jenis baru yang tertangkap kamera Hp. Semua kupu-kupu yang BPG temui sudah diarsip sebelumnya. Beberapa jenis kupu-kupu seperti Appias sp., Catopsila sp., dan Acraea sp. masih banyak populasinya. Begitu juga dengan genus-genus dari Skippers. Sedangkan yang dijumpai hanya 1 – 2 ekor dari genus Euploea sp., Eurema sp.,  Graphium sp., Junonia sp., Neptis sp., Kupu Cupid, dan lain-lain.

Hipolimnas sp. merupakan genus yang berada di tengah-tengah keduanya dengan rentang 3 – 5 ekor (pada waktu kunjungan).

Dan di kawasan BPG, Bidens pilosa tetap terfavorit sebagai bunga pengundang kupu-kupu kelas Diva 🙂

Tetap pake masker, meski kain bekas hehehe
tetap terfavorit puluhan genus kupu-kupu

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh