Si Commelina, Bunga Rumput Biru Nan Cantik

Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Shob BPG

Bunga biru dari rumput ini memang cantik punya. It’s the real blue – warna yang termasuk langka dalam dunia flora di Indonesia – (nya) sungguh keren. Mahkota bunganya kalau kita lihat di bawah sinar matahari langsung dengan sudut tertentu nampak berkilau seperti glitter, wow. Sayangnya kita mengabaikannya karena memang termasuk tumbuhan liar meski kecantikannya tak kalah dengan bunga-bunga hias yang telah kita kenal. Karena kecil kita pun tak meliriknya. Padahal tumbuhan ini mudah kita temukan. Di pinggir jalan ada, pun pada tebing sungai, pematang sawah, pategalan, kebun, tanah pekuburan, dan lain-lain. Baik di tempat yang ternaungi maupun full sun. Karena kecil meski cantik, kita pun memandangnya dengan ogah-ogahan. Dia ada, namun kita tak meng’ada’kannya. Padahal Allah telah berfirman : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” (QS. Al-Hijr (15) : 78-79). Artinya apa? Ya, meski termasuk tumbuhan kecil dan dipandang sebelah mata, namun pasti ada hikmah terselubung yang menunggu kita untuk membukanya. Walaupun dianggap gulma, namun tumbuhan ini juga bermanfaat bagi manusia. Selain sebagai obat herbal, digunakan juga dalam pemantauan biologis adanya sulfur dioksida, salah satu polutan udara. Dalam keadaan darurat pun daunnya dapat dimakan. Selain itu mempunyai kelebihan mampu tumbuh dalam segala kondisi tanah. Artinya, paling tidak pasokan oksigen yang bermanfaat bagi manusia tetap tersedia.

Dulu saya juga mengabaikan bunga ini. Pas passion sama bunga, saya pun hunting ke sana kemari, eh ketemu dengan bunga-bunga biru nan cantik ini. Agak luput dari pandangan juga karena ukurannya yang kecil. Meski kecil, karena warnanya termasuk warna langka, saya pun mendomestikasinya dengan pengawasan yang ketat karena tumbuh-kembangnya yang sangat cepat.

Nyatanya untuk mencari ID dan informasi dari rumput ini tak sekecil ukuran bunganya. Pelik. Semua rujukan yang saya unduh simpang siur dalam menampilkan bunganya. Bagaimana saya tidak bingung? Atau mungkin pemahaman saya saja yang cethek.

Kalau menyebutkan ciri-cirinya sih saya dengan mudah mengatakannya. Apalagi bunga ini mempunyai keunikan yang jarang dipunyai bunga lain, yakni kepala putik yang berwarna biru. Mahkota bunga yang ketiga bentuknya mengecil dan tidak sempurna. Namun nama binomialnya? Walah saya angkat tangan deh awal-awalnya … Tapi lama-kelamaan dengan berpikir keras saat buka-buka file blog, akhirnya saya pun berani menetapkan ID-nya, kalau salah sih ya harap maklum lah yaw … Ini dia …

 

Gewor|Commelina benghalensis

Sebutannya di negeri kita ini unik punya … Gewor, entah apa artinya saya juga g tahu. Asli dari Benghali|Bangladesh, serta India dan sekitarnya. Tak heran kalau nama binomialnya Commelina benghalensis|Benghal dayflower|Tropical spiderwort|Wandering Jew|Asiatic dayflower. Sekarang sudah menyebar kemana-mana dan menjadi spesies invasif serius termasuk di negeri ini. Yang menjadi record saya tentang bunga ini mahkota bunga|petal yang dua helai itu mirip telinga si Mickey Mouse dan satu helai mahkota lagi berukuran kecil. Yang unik, tangkai dan kepala putiknya juga biru. Wow, subhnallah jarang-jarang ada putik berwarna biru. Dua lagi putik biru yang saya tahu adalah bunga Maman Ungu|Maman Lelaki dan rumput lain yang belum saya ketahui ID-nya. Ciri khas Genus Commelina termasuk juga Gewor memiliki seludang bunga yang mirip daun, atau kalau boleh dikatakan sebagai vas|tempat bunganya. Kalau tidak seperti itu berarti Dayflower yang bukan Genus Commelina. Bisa jadi warna biru dari bunga ini juga berbeda-beda tergantung kondisi tempat tumbuhnya.

Biru banget kan ... hasil domestikasi

 

Commelina erecta (Erect Dayflower)

Kepala putik dan sephalnya tidaklah sebiru bunga Gewor di atas. Namun mahkota ketiga lebih lebar dibanding Gewor. Daunnya lebih sempit, panjang dan lancip. Adanya seludang bunga dan dua helai mahkota bunga lebar dan satu helai kecil menandakan ciri khas dari Genus Commelina. Kepala putik tidak biru, sedangkan tangkai putik separuhnya biru.

aur-aur.jpg

 

Commelina diffusa (Climbing Dayflower)

Si Commelina ini mampu menyandarkan batangnya pada tanaman lain hingga mencapai kurang lebih dua meter dan menutupi tanaman sandarannya. Jadi, lebih menyukai tempat yang berbayang dibanding terpapar sinar matahari. Bentuk bunga kayaknya mirip dengan Gewor dech. Sayang saya belum mengamatinya lebih jauh. Sewaktu melewati tempat tumbuhnya, pas belum berbunga atau bunganya sudah layu. Apalagi filenya juga sudah kehapus. So, tak banyak yang bisa saya tulis tentang si Commelina Pemanjat ini.

CE

Tradescantia sp.

Saya tidak tahu nama spesies bunga yang saya temukan ini. Kalau contohnya sih namanya Tradescantia virginiana dengan bunga warna biru. Sedang yang saya jepret ini warnanya kalau menurut saya adalah ungu. Masih termasuk dalam golongan tumbuhan Dayflower, namun ada blog yang memisahkannya ke dalam nama tersendiri, yakni Spiderwort. Kalau Genus Commelina dan yang semirip dengannya dimasukkan dalam golongan Dayflower, maka Genus Tradescantia dan yang serupa dengannya dimasukkan dalam golongan Spiderwort. Sama-sama memiliki sephal 3 helai, namun pada Spiderwort ketiga helainya mempunyai sais yang sama besar. Selain itu pembeda lainnya pada daunnya yang lebih panjang dan sempit serta meruncing pada ujungnya. Tumbuh pada tempat-tempat yang mempunyai karakter sama dengan golongan Dayflower. Jadi prosentase persaingan untuk memperebutkan ‘wilayah’ kekuasaan dan zat hara juga besar.

Spiderwort ungu1DSC04308

Spiderwort Else

Saat hunting foto ke persawahan, saya menemukan spiderwort jenis lain. Karena bentuk petal dan warnanya mirip Tradescantia sp. namun dengan bentuk daun berbeda, maka saya berani menyebut rumput ini adalah jenis Tradescantia sp. lainnya. Kepala putiknya berwarna biru, benang sari putih. Bentuk daunnya mirip Gewor namun lebih kecil dan tidak bergelombang. Nampaknya si spiderwort ini lebih menyukai habitat atau media yang basah karena saya menemukannya tumbuh subur pada tebing sungai sisi lainnya yang ketinggiannya di bawah permukaan air sungai.

bunganyadaun

Cara Menanam dan Pemeliharaan

Karena mampu hidup dalam range kondisi tanah yang luas, cocok ditanam di berbagai variasi dataran dan iklim. Di tempat teduh oke, di tempat terpapar matahari malah lebih bagus. Apalagi mengembangbiakkannya tak susah. Shob hanya perlu mencacah batangnya dengan ukuran minimal 1 cm, kemudian sebar pada media. Perlu diperhatikan, per cacahan harus ada cincin batang|buku-buku yang mirip batang tebu itu, karena pada cincin itulah tumbuhan ini mengeluarkan tunas dan akar. Siram seperlunya bila media telah kering agar batang tak cepat membusuk. Tak berapa lama hari, akan keluar tunas dan akar dari cacahan batang tersebut. Karena mudah tumbuh dan juga banyak cabang tunasnya, cocok sebagai alternatif pengganti rumput-rumput hias yang telah kita kenal. Tanpa perawatan yang berarti pun rumput ini tak rewel. Tentu saja, sama dengan rumput hias lainnya, dalam perawatannya pun harus sering-sering dipangkas. Saking mudahnya berkembang biak – tembus very very easy level –, rumput ini pun menjelma menjadi gulma extreme invasive species. Sayangnya bunga mekar singkat banget, jam 9 pagi hingga jam 12 siang sudah layu. Ada juga yang bisa bertahan hingga sore hari sekitar pukul 14.00 – 16.00.

 Mudah bertunas.jpg

– Level gulma –

Very high|90 – 100%. Karakternya yang bandel membuatnya mampu bersaing dengan vegetasi lainnya. Namun karena akarnya tidak begitu dalam masih mudah kita kendalikan dengan cara mencabutnya.

 ce1

Akhir Tulisan

Jangan salah, meski bunganya kecil dan dianggap gulma, namun orang-orang bule menelitinya dengan serius lho. Kemudian hasilnya dituangkan dalam bentuk buku, jurnal-jurnal atau laporan ilmu pengetahuan, maupun ke media elektronik – termasuk internet –. Salah satu yang sangat serius adalah Green Deane dengan situs webnya yang mengulas lengkap tentang Commelina ini. Silahkan kalau shob mau bertamu ke sana. Milis referensi lainnya ada di davesgarden.com.

Para tukang kebun sana pun tak mau kalah memanfaatkan Dayflower dan Spiderwort sebagai ground cover, menyaingi rerumputan hias yang telah kita kenal. Ini contohnya …

20110728-DSC_0257

Sebenarnya masih banyak varian yang tidak sempat saya foto, karena tumbuh di tempat-tempat yang tidak memungkinkan saya untuk menjepretnya seperti tanah pekuburan. Kan nggak mungkin lah yao jeprat-jepret di kuburan karena tujuan ke sananya kan untuk ziarah. Dan kalau pun ada di lokasi lainnya, saya pun sudah lupa tempatnya dimana. Maybe next time, insya Allah.

Dan satu lagi pesan, meski beberapa jenis direkomendasikan dapat dimakan, namun berhati-hati adalah tindakan terbijak karena antara satu jenis dengan jenis lain mempunyai kemiripan yang sangat, sehingga membingungkan. Kalau memang tak ada pengetahuan pasti, lebih baik ditinggalkan saja.

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh