Dendrobium crumenatum, Anggrek Merpati yang ‘Kuper’

Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

close-up

Anggrek Merpati atawa Pigeon Orchid or Dendrobium crumenatum yang awalnya berhabitat pada hutan-hutan di Indonesia, Singapura (dulu), Thailand, dan Philipina ini memang ‘kuper’ punya. Bukan kurang pergaulan, namun kurang perhatian. Baik oleh para peneliti, pengkonservasi, pedagang, pecinta kawakan, bahkan hobiis anggrek level iseng-iseng sekalipun. Memang sih bukan termasuk anggrek langka, karena keberadaannya di habitat ex dan in-situ melimpah ruah. Bukannya tidak cantik, sebab bunganya yang putih dengan labellum dihiasi warna kuning serta bentuknya yang unik punya itu menghadirkan keelokan yang sungguh memikat. Namun biasanya orang baru ngeh akan hal ini saat melihat foto-fotonya di internet, bukan di wujud aslinya. Juga, bukannya tidak wangi, wong satu kuntum saja mampu menebarkan wangi hingga 2 meteran. Mungkin alasannya adalah bunga ini sangat singkat mekarnya, just one day. Pernah saya coba tawarkan anggrek ini kepada Bulik, awalnya tertarik sewaktu dikatakan kalau anggrek ini cantik, berwarna putih, plus wangi. Namun pas saya bilang jika mekarnya hanya sehari saja, Bulik langsung kipa-kipa|emoh|ogah.

tiga-kuntumMampu hidup pada rentang ketinggian yang sangat luas dan tingkat kemampuan adaptasi yang singkat, hingga saat ini akanlah musykil bila menjadi langka. Termasuk anggrek simpodial epiphyt dengan bentuk pseudobulb/bulbus/bulbo membengkak di atas pangkal batang, kemudian mengecil yang dilanjutkan dengan keluarnya tangkai bunga. Termasuk bertipe simpodial, yang mana pangkal batang semu plus tangkai bunganya akan mengeluarkan tunas-tunas anakan yang keluar dari cincin ruasnya. Setelah itu batang semunya akan mengering dan mati pada waktunya. Karena itu, bila telah selesai berbunga, tangkai bunga jangan dipotong. Biarkan saja seperti itu, karena setelah berbunga beberapa kali, tangkai juga akan mengeluarkan tunas anakan. Infonya, anggrek ini termasuk rajin menghasilkan keiki.

batang-atasHelai daunnya berbentuk lanset cenderung oval, agak tebal, jumlah bisa mencapai 15 helai (bahkan lebih) per batangnya, namun umumnya jumlah daun di bawah 10 helai. Panjangnya sekitar 5 cm atau lebih. Letaknya berselang-seling antara sisi satu dengan sisi batang lainnya. Panjang batang bundarnya dapat mencapai 20 cm, bahkan lebih tergantung kondisi tanaman dan lingkungannya. Diameternya 1 – 2 cm, sedang diameter bulb yang membengkak antara 2 – 5 cm. Ada yang membedakan antara batang dengan pseudobulb/bulb. Mungkin ini untuk memudahkan pengertian kita saja kali, bahwa apa yang disebut dengan pseudobulb (yang artinya batang semu) adalah batang yang membengkak/menggembung, sedangkan batang (yang aslinya juga bukanlah batang yang sebenarnya seperti tanaman lainnya atau bisa juga disebut batang semu/pseudobul) adalah bagian tanaman yang tidak menggembung atau kalau pada The Purse-Shaped Dendrobium adalah batang bagian atas yang kelak akan terdapat tangkai yang mengeluarkan bunga dan keiki.

Akar berdiameter kecil, lebih kecil dibanding jenis-jenis Dendro yang biasa kita kenal. Pada akar-akar utama ada yang terdapat percabangan satu sisi dan ada yang tidak.

rimbun1Tangkai bunga menyembul dari ujung ‘batang’. Tangkai liat dan tidak mudah patah dan mampu mengeluarkan bunga lebih dari satu kali (2 – 5 kali). Bila masa berbunganya sudah lewat, pada tangkai ini akan dikeluarkan keiki. Jumlahnya tergantung kondisi tanaman dan juga pengaruh lingkungan. Bunga yang putih bersih itu apabila kita pandang dari sudut tertentu di bawah sinar matahari, nampak agak berkilauan. Ujung petal dan sepal meruncing. Tengah-tengah lidahnya dihiasi warna kuning. Bentuk bunganya seperti burung Dara Putih yang sedang terbang. Bunganya memiliki keharuman yang semerbak dan kuat berasa manis, terutama di pagi hari. Proses keluarnya bunga dipengaruhi oleh perbedaan suhu yang ekstrim, seperti tiba-tiba hujan pada siang hari yang sangat panas atau awal bulan datangnya musim penghujan. Serangga penyerbuknya antara lain lebah madu besar (Apis dorsata) dan Lanceng.

Anggrek Bawang yang tumbuh di Bangka, Bogor, Jawa pada umumnya, dan Tarakan, memiliki bentuk labellum yang berbeda-beda. Untuk gambarnya dapat dilihat di Petrus Kurniawan’s Orchids (sekarang sudah berpindah ke Flickr). Selain itu di daerah Indonesia bagian timur, memiliki variasi dalam ukuran, warna, maupun keharumannya yang sangat berbeda dengan kebanyakan. Dan kini Bunga Angin sudah menyebar kemana-mana hingga benua Amerika. Bahkan di Puerto Rico telah menjadi invasive species, yang artinya bukan lagi sekedar anggrek hias penyemarak taman, namun sudah tumbuh liar dimana-mana.

Meski menurut saya sebagai salah satu jenis anggrek yang elok, namun kebanyakan orang menganggapnya tidak terlalu istimewa, sehingga para pemilik/hobiss anggrek pun lebih banyak tidak mengacuhkannya. Anggrek dibiarkan teronggok dan merimbun, dimana saat kemarau kepanasan dan saat musim penghujan kehujanan. Namun meski diperlakukan (tak diacuhkan) seperti itu, si anggrek tetap berbunga sesuai prosesnya. Subhanallah.

Sebenarnya wangi dari bunga Anggrek Merpati yang menguar dapat kita nikmati sebulan sekali. Tips yang saya dapatkan yakni menyiramnya dengan air dingin saat panas matahari sedang teriknya. Bisa juga tiap hari disiram dengan air cucian beras atau daging.

Saya belum pernah melihat buahnya dan juga belum menemui gambar buahnya. Mungkin termasuk anggrek yang sulit berkembangbiak secara generatif. Biasanya orang-orang mengembangbiakkannya dengan stek batang, pemisahan anakan, dan kultur jaringan.

rangkaianTernyata tanaman anggrek merpati bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif obat untuk penyakit kanker otak, batuk kering (antifusif) dan rematik. Kandungan kimianya adalah kardenolin, flavonoid dan polifenol. Menurut penelitian, The Bag-Shaped Dendrobium mengandung senyawa kimia berupa metabolit sekunder, seperti terpena, alkaloid, pigmen, fenolik dan flavonoid yang diketahui sebagai antioksidan. Karena itu penduduk Malaysia dan Jakarta tempoe doeloe menggunakan air rebusan batang semunya sebagai obat tetes telinga pada radang telinga dalam (ototis interna). Di Vietnam digunakan untuk membersihkan darah. Dan kemungkinan juga masih ada daerah-daerah lain yang menggunakannya sebagai obat herbal.

Batang keringnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman atau tali, seperti yang dilakukan oleh penduduk Philippine dan Kepulauan Andaman.

Nama-nama sinonim yang informasinya dari Wikispecies adalah sebagai berikut: Angraecum crumenatum, Aporum (crumenatum, ephemerum, kwashotense, papilioniferum, scalpelliforme), Callista crumenatum, Ceraia (ephemera, papilionifera, parviflora, simplicissima), Dendrobium (caninum, ceraia, coninum, crumenatum var. parviflora, cumulatum, ephemerum, kwashotense, papilioniferum, papilioniferum var. ephemerum, schmidtianum, simplicissimum), Epidendrum (caninum, ceraia), dan Onychium crumenatum.

BPG’s klopedia

Crumenatum : dari kata crumena atau kantung, yaitu bentuk serupa kantung pada mentum/dagu

foto-0141

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh